Minggu, 06 Februari 2011

Surat Si Ganteng (PART 1)

Dian, tersayang
Aku menulis surat ini sesaat setelah pertemuan kita. Aku menulis surat ini untuk menyakinkan dirimu bahwa aku mengerti.
Aku mengerti.
Aku mengerti mengapa kau menolakku.
Aku mengerti mengapa kau menolakku untuk yang ke-7 kalinya.

Aku sadar, aku terlalu ganteng untukmu.
Aku sadar, aku terlalu sempurna untuk kebenyakan orang. Aku tau kamu mencintaiku setengah mati sebenarnya. Matamu tidak bisa berbohong. Matamu itu berlinangan saat memintaku berhenti untuk mengajakmu jadi pacarku. Matamu juga tidak bisa berbohong saat kamu bilang kamu benci, benci, dan benci diriku. Pun saat kamu bersumpah tidak mau bertemu dengan diriku lagi.

Aku sadar kenapa. Pastinya, kalau jadian denganku, kamu akan makan hati setiap hari. Tiap detik, kamu akan marah sama perempuan-perempuan yang selalu melirikku. Tiap menit, kamu mesti sabar menghadapi perempuan-perempuan yang genit padaku. Tiap bulan, kamu mesti mengecek HP-ku dan men-delete semua SMS dari perempuan-perempuan itu.
Aku selalu sedih melihat kamu harus selalu menyangkal diri kamu seperti itu.

Aku doakan, Sayang, suatu saat nanti, kamu siap menjadi pacarku. Dan, ketika itu, kita akan bersama sama lagi-seperti yang sudah surga takdirkan sebelum kita lahir dulu.



                                                                                    Rgds/ Si Ganteng-cintamu

                                                                                               
Cipt: Aditya Mulya

0 komentar:

Posting Komentar